Selasa, 04 Oktober 2011

Sumberdaya Mineral di Indonesia, Karakteristik dan Potensinya

BAB I.
PENDAHULUAN

Tidak dapat dipungkiri, sumberdaya mineral sebagai salah satu sumberdaya alam, merupakan sumber yang sangat penting dalam menopang perekonomian Indonesia. Bahkan beberapa jenis mineral, yakni minyak dan gas bumi, pernah menjadi soko guru perekonomian Pemerintah. Dalam skala global, mineral – khususnya penghasil energi utama; bahkan berperan strategis dalam menentukan peta perpolitikan dunia. Sementara mineral dalam bentuk logam mulia emas juga memiliki posisi penting dalam perekonomian dunia.

Dalam perkembangan peradaban umat manusia, mineral logam telah membuat manusia selangkah lebih maju melewati peradaban zaman batu. Sejalan dengan kemajuan teknologi, semakin banyak pula mineral yang dieksploitasi demi memenuhi berbagai macam kebutuhan manusia. Jadi secara singkatnya dapat dikatakan bahwa kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari peranan berbagai macam sumberdaya mineral.

Namun sayangnya sumberdaya mineral adalah sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui lagi, pada suatu saat sumberdaya tersebut tidak akan ada lagi di bumi jika terus – menerus digunakan. Selain itu sumberdaya mineral juga memiliki nilai berbeda diwaktu yang berbeda, serta rentan dipengaruhi oleh isu – isu global dunia. Disinilah pentingnya kebijaksanaan pemerintah dalam mengelola sumberdaya mineral dengan cara memahami seutuhnya karakteristik dan potensi sumberdaya mineral di Indonesia guna kemajuan dan kemakmuran bangsa.

BAB II. 
KARAKTERISTIK DAN POTENSI SUMBERDAYA MINERAL
DI INDONESIA

2.1.   Karakteristik Sumberdaya Mineral di Indonesia
Penyebaran mineral di Indonesia tidak merata sesuai kondisi geologi di sepanjang bentang kepulauan nusantara. Perkembangan ilmu geologi telah memberikan gambaran tentang cara terjadinya mineral dan berbagai faktor yang mengendalikannya. Dengan mengetahui faktor – faktor geologi, penyebaran mineral itu dapat diperkirakan. Karena itu diperlukan pengetahuan tentang kondisi geologi yang mencakup seluruh wilayah Indonesia.

Melalui pemetaan geologi, baik secara remote sensing (penginderaan jarak jauh) maupun dari hasil ground truth (kenyataan lapangan), Indonesia telah memiliki peta geologi yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Berdasar peta geologi tersebut para ahli dapat menyusun berbagai teori atau hipotesis dalam tujuan pencarian mineral, sebab pembentukan mineral berkaitan dengan berbagai proses geologis.
Berdasar teori geologi terbaru yang dikenal dengan teori tektonik global dan teori tektonik lempeng, maka jalur – jalur magmatik yang membawa cebakan mineral di kepulauan Indonesia telah dapat diketahui dan diprediksi letaknya. Pemetaan geologi yang selesai pada tahun 1995 memanfaatkan teori tersebut dalam menelusuri penyebaran batuan, menyimpulkan bahwa di Indonesia terdapat 15 jalur mineralisasi logam dasar, sebagai dasar karakteristik sumberdaya mineral di Indonesia.

Pembentukan mineral logam sangat erat kaitannya dengan proses magmatik. Lingkungan pembentukan mineral logam umumnya dijumpai di dalam batuan vulkanik. Hal ini dapat dipahami karena proses magmatik berlangsung simultan dengan kegiatan gunung api. Sebagai akibat erosi yang intensif, batuan magmatik tersebut dapat muncul ke permukaan dan hanya menyisakan sedikit batuan vulkanik. Jika permukaan erosi tersebut tepat berada pada zona mineralisasi, maka mineral logam telah tersingkap dan sangat mudah untuk diperoleh.

2.2.   Potensi Sumberdaya Mineral di Indonesia
Mineral yang dipakai sehari – hari dalam kehidupan umat manusia tidak semuanya terdapat di Indonesia. Diperkirakan hanya 30% atau 30 Macam mineral utama terdapat di Indonesia. Mineral tersebut adalah emas, perak, tembaga, nikel, timah putih, timah hitam, alumunium, besi, mangan, chromit, minyak bumi, gas bumi, batubara, yodium, berbagai garam, berbagai mineral industri (asbes, bentonit, zeolit, belerang, fosfat, batu gamping dll), batu mulia, termasuk intan, dan bahan bangunan. Mineral langka masih belum diketahui di Indonesia, demikian juga uranium, hingga saat ini belum tersedia data yang rinci mengenainya.

Beberapa mineral telah menjadi andalan sektor pertambangan di Indonesia. Produksi dan cadangannya juga cukup besar. Timah, misalnya, memproduksi sekitar 15% produksi dunia, sementara cadangannya lebih kurang 8% cadangan dunia. Cadangan nikel mencapai 15% cadangan dunia, tetapi produksinya baru mencapai 10% produksi dunia. Berikut ini disampaikan beberapa angka mengenai mineral andalan Indonesia, disertai pula beserta cadangan potensinya. Klasifikasi yang dipakai adalah klasifikasi Mckelvey (1973). Angka – angka tersebut disampaikan dalam bentuk tabel berikut : 
Tabel 2.1. Perbandingan Taksiran Cadangan Mineral Indonesia dan Dunia
Nama Mineral
Taksiran cadangan
Perbandingan
Indonesia
Dunia
1.
Timah
865 ton
11.100.000 ton
8%
2.
Nikel
15 juta ton
100 juta ton
14%
3.
Tembaga
6 juta ton
126 juta ton
5%
4.
Batubara
32 milyar ton
663 milyar ton
2%
5.
Alumunium
934 juta ton
139.000 juta ton
0,7%
6.
Minyak bumi
9,1 milyar barrel
916,6 milyar barrel
1%
7.
Gas bumi
0,138 juta BSCF
6,9 juta BSCF
2%

Potensi minyak dan gas bumi terkandung dalam 60 cekungan dan baru 25% yang dieksploitasi. Menurut perkiraan, sumberdaya minyak bumi mencapai lebih kurang 70 – 72 milyar barrel, sedangkan yang sudah diteliti dan sudah dapat digolongkan sebagai cadangan baru kurang lebih 9 – 10 milyar barrel.

Sumberdaya dan cadangan minyak bumi Indonesia akan bertambah terus bila eksplorasi terus dilakukan. Belum lagi potensi yang mungkin ada di dalam batuan yang lebih tua (batuan Pra-Tersier), karena sejauh ini minyak dan gas bumi baru diproduksi dari batuan berumur Tersier karena lebih dangkal letaknya. Demikian pula potensi sumberdaya mineral lainnya yang masih bisa untuk dikembangkan.

BAB III. 
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
PENTINGNYA KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGELOLA SUMBERDAYA MINERAL DI INDONESIA

Pertambangan minyak dan gas bumi pernah menjadi soko guru perekonomian pemerintah. Namun karena kurangnya eksplorasi di bidang migas ini telah menyebabkan kita harus mengimpor minyak mentah untuk menutup defisit konsumsi BBM yang setiap tahun meningkat 6-7%. Padahal sebelum krisis besar tahun 1998 dengan adanya iklim investasi di sektor pertambangan yang cukup kondusif, di sektor pertambangan umum banyak PMA yang masuk. Meski masih didominasi oleh PMA seperti Freeport, INCO dan Newmont Mining karena investasi memerlukan modal besar dan teknologi canggih. Namun belakangan tumbuh pula perusahaan swasta seperti Medco, perusahaan nasional seperti Pertamina dan sejumlah BUMN dominan seperti Aneka Tambang dan Batu Bara.

Namun kontribusi sektor tambang terhadap pendapatan negara hanya mencapai 4 persen pada tahun 2005, akibat sebagian besar produksi mineral diekspor dalam bentuk bahan mentah seperti emas, nikel, timah, boksit, dan batubara. Setelah hampir 40 tahun indonesia mengelola sektor tambang ternyata masih belum mampu mengembangkan industri hilir berbahan baku mineral. Hal inilah yang menyebabkan sektor tambang tidak memberikan value added yang nyata buat perekonomian nasional.

Dengan telah mengetahui karakteristik dan potensi sumberdaya mineral di Indonesia, Pemerintah sebenarnya dapat mengambil langkah kebijakan yang paling strategis dalam pengelolaannya. Kebijakan tersebut hendaknya disusun secara cermat dan hati – hati karena kesempatan untuk memanfaatkannya hanya satu kali, sekali keliru dalam menetapkan kebijakan, sumberdaya tersebut akan hilang untuk selama – lamanya. Jika hanya mengikuti pesanan negara maju, selamanya Indonesia hanya akan menjadi wilayah pengerukan. Tanpa perubahan drastis dan mendasar, kemiskinan dan kerusakan lingkungan akan selamanya menjadi wajah sektor pertambangan di Indonesia.

Pemerintah sebagai pelaksana dari peraturan perundangan, sudah seharusnya segera membenahi sektor tambang agar bisa memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap perekonomian negara sekaligus tanpa mengorbankan keselamatan rakyat dan lingkungan.

BAB IV. 
KESIMPULAN
Karakteristik sumberdaya mineral di Indonesia telah banyak tersingkap melalui aplikasi teori tektonik global dan teori tektonik lempeng. Melalui penerapan teori tersebut dapat ditelusuri jalur – jalur magmatik yang membawa cebakan mineral bahkan ke tempat yang belum disentuh sama sekali, umpamanya di dasar laut. Sebagai contoh, pembentukan mineral logam sangat erat kaitannya dengan proses magmatik, sehingga mineral logam umumnya dijumpai di dalam batuan vulkanik. Dengan mengetahui karakteristik tersebut, pengelolaan dan eksplorasi mineral dapat direncanakan dengan pertimbangan yang lebih baik.

Masih banyak potensi kekayaan sumberdaya mineral indonesia yang belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan sumberdaya dan cadangan mineral yang ada masih dapat bertambah jika eksplorasi terus dilakukan. Potensi tersebut antara lain terdapat pada batuan yang lebih tua atau Pra – Tersier. Sejauh ini minyak dan gas bumi baru diproduksi dari batuan berumur Tersier, karena lebih dangkal letaknya. Demikian pula halnya dengan potensi sumberdaya mineral lainnya yang ada di bentang kepulauan Indonesia.

Agar bisa memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap perekonomian negara, Pemerintah sebagai pelaksana dari peraturan perundangan sudah seharusnya segera membenahi sektor tambang. Kebijakan dan langkah yang ditempuh harus didasari pemahaman tentang karakteristik dan potensi sumberdaya mineral sekaligus pertimbangan dampaknya bagi manusia dan lingkungannya.

Bahan Galian Grafit


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah
Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan tentang bahan galian grafit. Grafit digunakan oleh 4 SM milenium budaya Marica untuk membuat cat untuk menghias keramik gerabah selama Neolitik Umur di Eropa tenggara. Beberapa waktu sebelum 1565 (beberapa sumber mengatakan sedini 1500), setoran besar dari grafit ditemukan pada pendekatan untuk Knotts abu-abu dari dusun Seathwaite di Borrowdale paroki , Cumbria, Inggris , yang ditemukan penduduk setempat sangat berguna untuk menandai domba. Lebih serius, selama Elizabeth pemerintahan (1533-1603), Borrowdale grafit digunakan sebagai bahan tahan api untuk cetakan line untuk bola meriam, sehingga bulat, bola halus yang bisa dipecat lanjut, khususnya dari kapal, berkontribusi terhadap superioritas pertumbuhan angkatan laut Inggris.

Deposit tertentu dari grafit murni dan sangat lembut, dan dengan mudah dapat dipecah menjadi tongkat. Karena pentingnya militer, tambang ini unik dan produksi yang ketat dikontrol oleh mahkota. Ini tetap deposit hanya grafit ditemukan dalam bentuk dikemas.

1.2 Rumusan Masalah
1.       Pengertian bahan galian grafit
2.       Mineral-mineral penyusun bahan galian grafit
3.       Genesa/asal terjadinya bahan galian grafit
4.       Metode eksplorasi dan penambangan bahan galian grafit
5.       Perusahaan yang melakukan
a.       Analisa keuangan harga jual nasional/internasional per ton/per kg dari bahan galian grafit
b.      Produksi per hari dan jumlah cadangan serta perkiraan umur tambang dari bahan galian grafit
c.       Foto proses penambangan ( alat berat dan transportasi tambang)
d.      Peta kesampaian lokasi
6.     Manfaat atau kegunaan dari bahan galian grafit
7.     Referensi atau daftar pustaka

1.3   Tujuan Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Genesa Bahan Galian. Selain itu penyusunan ini juga untuk membuka jendela pengetahuan tentang permasalahan yang ada saat ini di dunia pertambangan.

1.4 Manfaat Penulisan
1.       Untuk mengetahui secara jelas apa pengertian dari bahan galian grafit.
2.       Untuk mengetahui mineral-mineral penyusun dari bahan galian grafit.
3.       Untuk mengetahui genesa/asal terjadinya dari bahan galian grafit.
4.       Untuk dapat mengetahui metode eksplorasi dan penambangan dari bahan galian grafit.
5.       Untuk dapat mengetahui perusaan yang melakukan atau yang mengolah bahan galian grafit.
6.       Untuk dapat mengetahui manfaat atau kegunaan dari bahan galian grafit.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Pengertian Bahan Galian Grafit.
Para mineral grafit  adalah salah satu alotrop karbon . Hal itu dinamai oleh Abraham Gottlob Werner pada tahun 1789 dari Yunani Kuno "untuk menggambar / menulis", untuk digunakan dalam pensil , mana yang biasa disebut timbal (tidak harus bingung dengan elemen logam timah ). Tidak seperti berlian (lain alotrop karbon), grafit merupakan konduktor listrik , sebuah semimetal . Hal ini, akibatnya, berguna dalam aplikasi seperti lampu busur elektroda . Grafit adalah bentuk paling stabil karbon di bawah kondisi standar . Oleh karena itu, digunakan dalam termokimia sebagai keadaan standar untuk mendefinisikan panas pembentukan senyawa karbon. Grafit dapat dianggap sebagai kelas tertinggi dari batubara , tepat di atas antrasit dan alternatif yang disebut meta-antrasit, meskipun tidak biasa digunakan sebagai bahan bakar karena sulit untuk terbakar. 

Ada tiga jenis utama dari grafit alam, masing-masing terjadi dalam berbagai jenis bijih deposito:
  1. Serpihan grafit Kristal (atau mengelupas grafit untuk pendek) terjadi sebagai terisolasi, datar, seperti piring partikel dengan heksagonal tepi jika terputus dan ketika melanggar tepi dapat tidak teratur atau sudut;
  2. Grafit amorf terjadi sebagai partikel halus dan merupakan hasil dari metamorfosis termal batubara, tahap terakhir dari coalification, dan kadang-kadang disebut meta-antrasit. Serpihan grafit sangat halus kadang-kadang disebut amorf dalam perdagangan;
  3. Benjolan grafit (juga disebut grafit vena) terjadi di retakan pembuluh darah atau patah tulang dan muncul sebagai intergrowths platy besar kristal berserat atau acicular agregat , dan mungkin hidrotermal berasal.
Sangat memerintahkan grafit pirolitik atau grafit pirolitik sangat berorientasi (HOPG) mengacu pada grafit dengan spread sudut antara lembaran grafit kurang dari 1 °. Bentuk tertinggi berkualitas sintetis yang digunakan dalam penelitian ilmiah. Nama "serat grafit" juga kadang digunakan untuk merujuk kepada serat karbon atau karbon diperkuat serat polimer .

2.2   Mineral-Mineral Penyusun Bahan Galian Grafit.
Grafit memiliki struktur, berlapis planar. Dalam setiap lapisan, atom karbon disusun dalam kisi heksagonal dengan pemisahan 0,142 nm, dan jarak antara pesawat adalah 0,335 nm. Dua bentuk grafit dikenal, alpha (heksagonal) dan beta ( rombohedral ), sudah sangat sifat fisik yang sama (kecuali bahwa graphene lapisan tumpukan sedikit berbeda). Para grafit heksagonal bisa datar atau melengkung. Bentuk alfa dapat dikonversi ke bentuk beta melalui perlakuan mekanik dan bentuk beta beralih ke alpha terbentuk ketika itu dipanaskan di atas 1300 ° C. layering ini memberikan kontribusi untuk kerapatan yang lebih rendah.Para akustik dan termal sifat dari grafit sangat anisotropik , karena fonon merambat sangat cepat sepanjang pesawat erat-terikat, tetapi lambat untuk perjalanan dari satu pesawat yang lain. 

Grafit dapat menghantarkan listrik karena besar elektron delocalization dalam lapisan karbon (fenomena yang disebut aromatisitas ). Ini elektron valensi bebas untuk bergerak, sehingga dapat menghantarkan listrik. Namun, listrik ini terutama dilakukan dalam bidang lapisan. Sifat-sifat konduktif dari grafit bubuk memungkinkan digunakan sebagai pengganti semikonduktor pada awal Karbon mikrofon . Bubuk grafit dan grafit dinilai dalam aplikasi industri untuk diri-pelumas dan kering pelumas properti. Ada kepercayaan umum bahwa sifat pelumas grafit adalah semata-mata karena kopling interlamel longgar antara lembar dalam struktur. Namun, telah menunjukkan bahwa dalam vakum lingkungan (seperti dalam teknologi untuk digunakan di ruang angkasa ), grafit pelumas sangat miskin. Pengamatan ini menyebabkan penemuan bahwa pelumasan adalah karena adanya cairan antara lapisan, seperti udara dan air, yang secara alami teradsorpsi dari lingkungan. Properti molekul tidak seperti lainnya berlapis, pelumas kering seperti molibdenum disulfida . Penelitian terbaru menunjukkan bahwa efek yang disebut superlubricity juga dapat menjelaskan sifat pelumas grafit itu. 

Penggunaan grafit dibatasi oleh kecenderungan untuk memfasilitasi korosi pitting dalam beberapa stainless steel , dan untuk mempromosikan galvanik korosi antara logam berbeda (karena konduktivitas listrik). Hal ini juga korosif terhadap aluminium di hadapan kelembaban. Untuk alasan ini, Angkatan Udara AS melarang penggunaannya sebagai pelumas di dalam pesawat aluminium, dan untuk menggunakannya dalam aluminium yang mengandung senjata otomatis. Bahkan grafit pensil tanda pada bagian aluminium dapat memfasilitasi korosi. lain suhu tinggi pelumas, boron nitride heksagonal , memiliki struktur molekul yang sama seperti grafit. Hal ini kadang-kadang disebut grafit putih, karena sifat yang mirip. 

Ketika sejumlah besar cacat kristalografi mengikat pesawat bersama-sama, grafit kehilangan sifat pelumasan dan menjadi apa yang dikenal sebagai karbon pirolitik . Bahan ini berguna untuk darah menghubungi implan seperti katup jantung buatan . Hal ini juga sangat diamagnetik , sehingga akan mengambang di udara di atas sebuah magnet yang kuat. Alam dan kristal grafit tidak sering digunakan dalam bentuk murni sebagai bahan struktural, karena mereka geser-pesawat, kerapuhan dan sifat mekanik tidak konsisten.

2.3   Genesa/Asal Terjadinya Bahan Galian Grafit.
Grafit umumnya berwarna hitam hingga abu-abu tembaga, kekerasan 1 – 2 (skala Mohs), berat jenis 2,1 – 2,3, tidak berbau dan tidak beracun, serta tidak mudah larut, kecuali dalam asam hidroflorik atau aqua regia mendidih. Proses dekomposisi berlangsung lambat pada suhu 6000C dan dalam kondisi oksida atau pada suhu 3.5000C bila kondisi bukan oksida.

Grafit adalah mineral yang dapat berasal dari batuan beku, sedimen, dan metamorf. Secara kimia, grafit sama dengan intan karena keduanya berkomposisi karbon, yang membedakannya adalah sifat fisik. Intan dikenal sangat keras, langka, dan transparan, sedangkan grafit agak lunak, mudah ditemukan, dan opak.

Genesis : terbentuk pada lingkungan batuan metamorf, baik pada metamorf fisme regional, atau kontak. Dapat dijumpai pada batu gamping kristalin, genes, sekis, kuarsit, dan lapisan batubara termetamorf.

Menurut Kuzvart (1984) grafit dapat terjadi secara proses magnetik awal, kontak magmatik, hidrotermal, metamorfogenik, dan residual. Grafit terjadi pada batuan metamorf sebagai akibat dari pengurangan dari sedimen senyawa karbon selama metamorfisme . Hal ini juga terjadi pada batuan beku dan di meteorit . Mineral terkait dengan grafit termasuk kuarsa , kalsit , mika dan turmalin . Pada meteorit itu terjadi dengan troilite dan mineral silikat.

Menurut United States Geological Survey (USGS), dunia produksi dari grafit alam di tahun 2008 adalah 1.110 ribu ton (kt), dimana eksportir utama berikut: Cina (800 kt), India (130 kt), Brasil (76 kt ), Korea Utara (30 kt) dan Kanada (28 kt). Grafit tidak ditambang di AS, namun produksi AS dari grafit sintetik pada tahun 2007 adalah 198 kt senilai $ 1180000000. AS konsumsi grafit adalah 42 kt dan 200 kt untuk grafit alami dan sintetik, masing-masing.

2.4  Metode Eksplorasi Dan Penambangan Bahan Galian Grafit.
Grafit ditambang di seluruh dunia oleh kedua metode tambang terbuka dan bawah tanah :
Metode Tambang Terbuka :
1. Open pit, open cut, open cast dan open mine adalah metode penambangan yang diterapkan untuk bahan galian logam.
2.  Quarry adalah metode penambangan yang diterapkan untuk bahan galian non logam.
3.  Strip mine adalah metode penambangan yang diterapkan untuk endapan bahan galian yangposisinya horisontal atau agak miring.
4.  Alluvial mine adalah metode penambangan yang diterapkan untuk endapan alluvial.

Metode Tambang Bawah Tanah :
1. Open stope methods :
a. gophering adalah sistem yang arah penggaliannya selalu mengikuti arah endapan bijih.
b. underground glory hole adalah sistem penggaliannya dimulai dari atas raise dan diperbesar kesegala arah.
c. shrikage stoping adalah sistem penggaliannya dilakukan secara over hand. sublevel stoping adalah sistem dimana dibuat sublevel-sublevel dengan jarak tertentu.

2. Supported methods :
a. cut and fill stoping adalah sistem penggaliannya dimana broken orenya dikeluarkan seluruhnyadan diganti dengan fiiling material.
b. shrinkage stoping adalah sisitem yang menerapkan perpaduan antara shrinkage dan cut and fillstoping.
c. square set stoping adalah sistem penambangannya digunakan timber untuk menyangga seluruhruangan bekas tambang.
d. stull stoping adalah sistem penambangannya menggunakan stull untuk menyangga antarahanging wall dan foot wall.

3. Caving methods :
a. top slicing adalah sistem penggaliannya diawali dari puncak yang dilakukan slice demi slice.
b. sublevel caving adalah sistem penggaliannya dengan membuat sublevel-sublevel.
c. block caving adalah penambangannya dengan memanfaatkan runtuhnya broken ore dalam tiapblock level.

2.5  Perusaan Yang Melakukan Atau Yang Mengolah Bahan Galian Grafit.
Pemilik pertambangan di Kab. Sijunjung yaitu di kelola oleh pemerintah setempat. Secara regional Kab. Sijunjung terletak pada bagian tengah cekungan Ombilin yang merupakan bagian dari Cekungan Sumatera Tengah. Menurut Koesoemadinata (Vide, Sukendar Asikin, 1987), Cekungan Ombilin ini mempunyai panjang 60 km dan lebar 25 km. Pada cekungan ini terdapat dua formasi batuan yaitu: Anggota Bawah Formasi Ombilin dan Anggota Atas Formasi Ombilin. Stratigrafinya terdiri dari batuan sedimen yang berumur tersier, batuan metamorf yang berumur Pra-Tersier & batuan intrusi yang berumur Trias. Dengan kondisinya yang seperti itu maka daerah ini menyimpan sumber daya mineral dan energi yang cukup potensial, seperti; batu kapur, marmer, granit, andesit, Grafit, kalsit, kaolin, pasir kuarsa, fosfat, silika, lempeng kuarsit, emas, hingga batubara.

2.5.1  Analisa Keuangan Harga Jual Nasional/Internasional Per Ton/Per Kg Dari Bahan Galian Grafit

Sampai saat ini belum ada informasi di media massa maupun di media komunikasi yang menyatakan  tentang Analisa Keuangan Harga Jual Nasional/Internasional Per Ton/Per Kg Dari Bahan Galian Grafit.

2.5.2 Produksi Per Hari Dan Jumlah Cadangan Serta Perkiraan Umur Tambang Bahan Galian Grafit

Jenis
Lokasi
Cadangan
Penyebaran
Grafit
Kec. Kamang Baru



Bukit Sungai Cengar Desa Kamang
Ratusan Ton
30 Ha

Km 10 Jalan Kiliran Jao







Kec. Tanjung Gadang            



Bukit Pendakian Tanah Hitam Batang Karing
Terbatas     
Terbatas  

Hitam Batang Karing    



Data produksi di atas didapatkan dari dinas pertambangan pemerintah kab. Sijunjung sebagai pengelola dari pertambangan di daerah kab. Sijunjung.

2.5.3 Foto Proses Penambangan ( Alat Berat Dan Transportasi Tambang)

Tujuan utama penggunaan alat berat di dunia pertambangan adalah untuk memindahkan material dari satu tempat ke tempat yang lain dalam hal ini dari loading point menuju dumping area.
Secara garis besar penggunaan Alat Berat di dunia pertambangan memiliki 5 type fungsi :

1. Trucks
Truck atau yang biasa disebut Dump Truck, Haul Dump atau OHT (On High Truck) adalah suatu kendaraan yang berfungsi untuk mengangkut material dari Loading Area menuju Dumping Area ataupun Stock Pile. Kendaraan ini memiliki kapasitas muat yang cukup banyak dengan berbagai macam type, bergantung dari kondisi tambang yang digunakan. 






2. Loading Tools
Loading tools yang biasa digunakan di tambang bermacam-macam seperti cable shovel, Hydraulic front shovel, Hydraulic Backhoes (Excavator) ataupun Wheel loaders. Loading tools ini berfungsi memindahkan material dari Loading Area ke dalam Dump Truck untuk diangkut menuju tempat yang diinginkan.









3. Motor Grader
Motor Grader memiliki fungsi untuk meratakan dan merawat jalan (Haul Road) yang digunakan untuk mengangkut material dari loading area ke Dumping area ataupun stock pile













4. Track type Tracktor
Mesin yang termasuk dalam keluarga track type tracktor adalah Dozer, sesuai dengan namanya Dozer menggunakan track untuk berjalan atau lebih gampangnya mirip tank yang berjalan menggunakan track. Kegunaan Dozer adalah untuk mendorong tanah dan bertujuan merapikan area loading maupun Dumping dan Stock Pile.





5. Drills
Sesuai dengan namanya Drill yang berarti bor, alat ini digunakan untuk mengebor tanah atau membuat lubang di tanah dengan diameter dan kedalaman tertentu untuk memasukkan bahan peledak (blasting) dengan tujuan untuk mempermudah memindahkan material. 















2.5.4 Peta Kesampaian Lokasi
Kabupaten Sijunjung, sebelumnya disebut Sawahlunto Sijunjung, adalah salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Sumatera Barat, Indonesia, dengan Ibu kotanya berada di Muaro Sijunjung. Kabupaten ini sebelum tahun 2004 merupakan kabupaten terluas ketiga di Sumatera Barat, namun sejak dimekarkan (yang menghasilkan Kabupaten Dharmasraya), Kabupaten Sijunjung menjadi kabupaten tersempit kedua di provinsi Sumatera Barat.

Peta lokasi Kabupaten Sijunjung
Koordinat: 0° 18’ 43" LS – 1° 41’ 46" LS
dan 101° 30’ 52" BT – 100° 37’ 40" BT

Kabupaten sijunjung hanya  berjarak 110 kilometer dari kota Padang dan dapat di tempuh dengan menggunakan trasportasi roda dua maupun roda emapat dengan jarak waktu ira-kira hanya 3-4 jam. Peluang lain yang dapat dimanfaatkan adalah kandungan deposit bahan tambang di perut bumi Sawahlunto/Sijunjung, termasuk di bagian utara yang morfologinya lebih bergelombang. Terdapat cukup banyak simpanan batu kapur, grafit, andesit, granit, kalsit, kaolin, pasir kuarsa, fosfat, silika, lempung kuarsit, dan emas.

2.6 Manfaat Atau Kegunaan Dari Bahan Galian Grafit.
1. Penggunaan Grafit Alam
Grafit alam sebagian besar dikonsumsi untuk refraktori, pembuatan baja, grafit diperluas, pelapis rem, facings pengecoran dan pelumas. Grafena , yang terjadi secara alami dalam grafit, memiliki sifat fisik yang unik dan mungkin salah satu zat terkuat yang dikenal, namun, proses pemisahan dari grafit akan membutuhkan beberapa perkembangan teknologi sebelum ekonomis layak untuk menggunakannya dalam proses industri. 

1.1  Refraktori
Penggunaan akhir ini dimulai sebelum 1900 dengan grafit wadah yang digunakan untuk menyimpan logam cair, ini sekarang menjadi bagian kecil dari refraktori . Pada pertengahan 1980-an, karbon- magnesit bata menjadi penting, dan sedikit kemudian bentuk alumina-grafit. Saat ini urutan pentingnya adalah alumina-bentuk grafit, karbon-magnesit bata, monolitik (memacu dan campuran serudukan), dan kemudian cawan lebur. 

Cawan lebur mulai menggunakan serpihan grafit yang sangat besar, dan karbon-magnesit bata memerlukan serpihan grafit tidak begitu besar; untuk ini dan lain-lain sekarang ada lebih banyak fleksibilitas dalam ukuran serpihan diperlukan, dan grafit amorf tidak lagi terbatas pada low-end refraktori. Alumina-bentuk grafit digunakan sebagai gudang pengecoran kontinyu, seperti nozel dan palung, untuk menyampaikan baja cair dari ladle ke cetakan, dan karbon magnesit bata garis baja konverter dan tanur busur listrik untuk menahan suhu ekstrim. Blok Grafit juga digunakan di bagian tanur tinggi lapisan dimana konduktivitas termal grafit tinggi sangat penting. Kemurnian tinggi monolitik sering digunakan sebagai lapisan tungku terus menerus bukan karbon-magnesit bata.

AS dan Eropa industri refraktori mengalami krisis tahun 2000-2003, dengan pasar tidak peduli untuk baja tahan api dan konsumsi menurun per ton buyout perusahaan baja yang mendasari dan penutupan pabrik banyak. Banyak penutupan pabrik akibat dari akuisisi Harbison-Walker Refraktori oleh RHI AG beberapa tanaman memiliki peralatan mereka dilelang. Karena banyak dari kapasitas yang hilang untuk karbon-magnesit bata, konsumsi grafit dalam wilayah refraktori alumina bergerak menuju grafit bentuk dan monolitik, dan jauh dari sumber brick.The utama karbon-magnesit bata kini impor dari China. Hampir semua refraktori di atas digunakan untuk membuat baja dan account untuk 75% dari konsumsi tahan api, sisanya digunakan oleh berbagai industri, seperti semen. Menurut USGS , Amerika Serikat konsumsi grafit alam di refraktori adalah 11.000 ton pada tahun 2006. 

1.2  Pembuatan Baja
Grafit alam dalam penggunaan akhir sebagian besar masuk ke dalam baja karbon meningkatkan cair, meskipun dapat digunakan untuk melumasi baja mati digunakan untuk mengusir panas. Menyediakan pengibar karbon sangat kompetitif, karena itu tunduk untuk memotong-tenggorokan harga dari alternatif lain seperti bubuk grafit sintetik, kokas minyak bumi, dan bentuk lain dari karbon. Sebuah peternak karbon ditambahkan untuk meningkatkan kandungan karbon baja ke tingkat yang ditentukan. Sebuah perkiraan berdasarkan USGS grafit statistik konsumsi AS menunjukkan bahwa 10.500 ton yang digunakan dalam mode ini pada tahun 2005. 

1.3  Grafit Diperluas
Grafit diperluas dibuat dengan cara merendam serpihan grafit alam di dalam bak asam kromat , kemudian terkonsentrasi asam sulfat , yang memaksa pesawat kisi kristal terpisah, sehingga memperluas grafit. Grafit diperluas dapat digunakan untuk membuat foil grafit atau digunakan secara langsung sebagai senyawa "panas atas" untuk mengisolasi logam cair dalam sendok atau merah-panas ingot baja dan menurunkan kehilangan panas, atau sebagai firestops dipasang di sekitar pintu darurat atau di kerah lembaran logam sekitar pipa plastik (selama kebakaran, grafit mengembang dan karakter untuk melawan penetrasi api dan menyebar), atau untuk membuat kinerja tinggi bahan paking untuk suhu tinggi digunakan. Setelah dibuat menjadi foil grafit, foil adalah mesin dan dirakit menjadi pelat bipolar pada sel bahan bakar . Foil dibuat menjadi sink panas untuk komputer laptop yang membuat mereka dingin sambil menyimpan berat badan, dan dibuat menjadi laminasi foil yang dapat digunakan dalam kemasan katup atau dibuat menjadi gasket. Gaya lama kemasan sekarang adalah anggota kecil dari pengelompokan ini: serpihan grafit halus dalam minyak atau gemuk untuk penggunaan yang memerlukan ketahanan panas. Perkiraan konsumsi arus gan grafit alam AS di ini menggunakan 7.500 ton end. 

1.4  Grafit Interkalat
Grafit bentuk senyawa interkalasi dengan beberapa logam dan molekul kecil. Dalam senyawa ini, molekul atau atom tuan mendapat "terjepit" antara lapisan grafit, menghasilkan senyawa dengan stoikiometri variabel. Sebuah contoh yang menonjol dari senyawa interkalasi grafit adalah kalium, dilambangkan oleh KC rumus 8. Senyawa interkalasi grafit superkonduktor . Suhu transisi tertinggi (Juni 2009) T c = 11,5 K dicapai dalam CAC 6 dan selanjutnya meningkatkan tekanan diterapkan (15,1 K pada 8 GPa). 

1.5  Lapisan Rem
Serpihan grafit amorf alami dan halus yang digunakan dalam lapisan rem atau sepatu rem untuk lebih berat (nonautomotive) kendaraan, dan menjadi penting dengan kebutuhan untuk pengganti asbes . Penggunaan ini telah penting untuk beberapa waktu, tapi nonasbestos organik (NAO) komposisi mulai biaya pangsa pasar grafit. Sebuah industri lapisan rem-goyang-out dengan beberapa penutupan pabrik tidak membantu baik, juga memiliki pasar otomotif acuh tak acuh. Menurut USGS , Amerika Serikat konsumsi grafit alam di kampas rem adalah 6.510 ton pada tahun 2005. 

1.6  Facings Foundry Dan Pelumas
Sapuan cetakan pengecoran dihadapi adalah cat berbasis air dari grafit serpihan amorf atau denda. Lukisan bagian dalam cetakan dengan itu dan membiarkannya kering daun mantel grafit halus yang akan memudahkan pemisahan pemain objek setelah logam panas telah didinginkan. Grafit pelumas yang khusus item untuk digunakan pada suhu yang sangat tinggi atau sangat rendah, sebagai pelumas penempaan mati, seorang agen antiseize, pelumas gear untuk mesin pertambangan, dan untuk melumasi kunci. Setelah rendah grit grafit, atau bahkan lebih baik tidak-grit grafit (kemurnian sangat tinggi), sangat diinginkan. Hal ini dapat digunakan sebagai bubuk kering, dalam air atau minyak, atau sebagai koloid grafit (suspensi permanen dalam cairan). Sebuah perkiraan berdasarkan USGS statistik menunjukkan bahwa konsumsi grafit 2.200 ton digunakan dalam mode ini pada tahun 2005. 

Kegunaan lain :
Grafit alam telah menemukan menggunakan sebagai bahan menandai ("memimpin") yang sama pensil , di seng-karbon baterai , di motor listrik sikat, dan berbagai aplikasi khusus. Manfaat Bahan Galian Grafit : digunakan dalam industri sebagai alat pemotong kaca, pengasah, dipasang pada mata bor untuk eksplorasi; dan dijadikan batupermata. Grafit digunakan sebagai bahan pembuat pensil.

2. Penemuan Dari Grafit Sintetik
Grafit sintetik diciptakan / ditemukan oleh Edward Goodrich Acheson (1856-1931). Pada 1890-an pertengahan, Acheson menemukan bahwa overheating Carborundum (juga disebut silikon karbida atau SiC, yang juga diciptakan / ditemukan) diproduksi grafit hampir murni. Sementara belajar efek dari suhu tinggi pada Carborundum, ia menemukan bahwa silikon menguap pada sekitar 4150 ° C (7.500 ° F), meninggalkan karbon graphitic. Grafit ini adalah penemuan besar lain baginya, dan itu menjadi sangat berharga dan bermanfaat sebagai pelumas. Para Acheson Grafit Co dibentuk pada 1899. Pada tahun 1928 perusahaan ini digabung dengan National Karbon Co (sekarang Union Carbide). Acheson juga mengembangkan berbagai produk koloid grafit termasuk Oildag dan Aquadag. Ini yang kemudian diproduksi oleh Acheson Koloid Co (sekarang Acheson Industri).

2.1  Elektroda
Elektroda ini membawa listrik yang meleleh skrap besi dan baja (dan kadang-kadang langsung berkurang besi: DRI) dalam tungku busur listrik, sebagian besar tungku baja. Mereka terbuat dari kokas minyak bumi setelah dicampur dengan pitch coal tar, diekstrusi dan dibentuk, kemudian dipanggang untuk mengkarbonisasi pengikat (pitch), dan kemudian grafit dengan memanaskan ke suhu mendekati 3000 ° C, yang mengubah karbon grafit. Mereka dapat bervariasi dalam ukuran sampai dengan 11 ft panjang dan 30 masuk dalam diameter. Meningkatkan proporsi baja global dibuat dengan menggunakan tungku busur listrik, dan tanur busur listrik itu sendiri adalah mendapatkan lebih efisien dan membuat baja lebih per ton dari elektroda. Sebuah perkiraan berdasarkan USGS data menunjukkan bahwa konsumsi grafit elektroda 197.000 ton pada tahun 2005.

2.2  Bubuk Dan Skrap
Serbuk ini dibuat dengan memanaskan bubuk kokas minyak bumi di atas suhu grafitisasi, kadang-kadang dengan sedikit modifikasi. Potongan grafit berasal dari potongan-potongan bahan elektroda tidak dapat digunakan (pada tahap manufaktur atau setelah digunakan) dan liku bubut, biasanya setelah menghancurkan dan ukuran. Bubuk grafit sintetik yang paling pergi ke dalam baja karbon meningkatkan (bersaing dengan grafit alam), dengan beberapa digunakan dalam baterai dan kampas rem. Menurut USGS , Amerika Serikat bubuk grafit sintetik dan produksi 95.000 ton skrap adalah pada tahun 2001 (data terbaru).

2.3  Moderator Neutron
Artikel utama: grafit Nuklir
Nilai khusus dari grafit sintetik juga menemukan digunakan sebagai matriks dan moderator neutron dalam reaktor nuklir . Rendah neutron cross-section juga merekomendasikan untuk digunakan dalam diusulkan reaktor fusi . Perawatan harus diambil bahwa reaktor grafit kelas bebas dari bahan menyerap neutron seperti boron , banyak digunakan sebagai elektroda benih dalam komersial deposisi grafit sistem-ini menyebabkan kegagalan Jerman ' Perang Dunia II grafit berbasis reaktor nuklir. Karena mereka tidak bisa mengisolasi kesulitan mereka dipaksa untuk menggunakan jauh lebih mahal air berat moderator. Grafit yang digunakan untuk reaktor nuklir sering disebut sebagai grafit nuklir .

Kegunaan lain :
Grafit (karbon) serat dan karbon nanotube juga digunakan dalam plastik serat karbon diperkuat , dan di tahan panas komposit seperti karbon-karbon yang diperkuat (RCC). Struktur komersial terbuat dari komposit serat karbon grafit termasuk pancing , klub golf shaft, sepeda frame, panel mobil sport tubuh, pesawat dari Boeing 787 Dreamliner dan kolam renang tongkat isyarat dan telah berhasil digunakan dalam beton bertulang , Sifat mekanik dari serat karbon grafit komposit yang diperkuat plastik dan abu-abu besi cor sangat dipengaruhi oleh peran grafit dalam bahan-bahan. Dalam konteks ini, istilah "(100%) grafit" sering longgar digunakan untuk merujuk kepada campuran murni penguatan karbon dan resin , sementara istilah "komposit" yang digunakan untuk material komposit dengan bahan-bahan tambahan. 

Grafit telah digunakan dalam setidaknya tiga bahan penyerap radar . Dicampur dengan karet di Sumpf dan Schornsteinfeger, yang digunakan pada kapal U-boat snorkel untuk mengurangi mereka bagian radar lintas . Ini juga digunakan dalam ubin pada awal F-117 Nighthawks . Modern bubuk tanpa asap dilapisi dalam grafit untuk mencegah penumpukan muatan statis .